MENGEMUDI DEFENSIF
Mengemudi defensif adalah mengemudi dengan selamat yang tujuannya menghemat waktu, uang, dan menyelamatkan nyawa. Walaupun itu dikarenakan tindakan dari orang/pengemudi lain dan atau kondisi disekitar anda tidak mendukung.
Mengemudi defensif berarti menyesuaikan cara anda mengemudi dengan keadaan guna mencegah terjadinya kecelakaan, menghemat waktu dan uang. Seorang pengemudi defensif tahu bahwa memperhatikan pengemudi lain berarti memperhatikan dirinya sendiri. Dia memberikan jalan kepada pengemudi lain untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan mereka. Pengemudi yang defensif kecil kemungkinannya terkena tilang atau mengalami kecelakaan. Itulah sebabnya kenapa mereka dapat menghemat waktu dan uang mereka dalam suatu perjalanan.
1. Sebab Akibat Terjadinya Kecelakaan
a. Kurang Kontrol
1) Kurang persiapan dan tidak mengikuti pedoman mengemudi
2) Kurang pengawasan dari atasannya.
b. Penyebab Dasar
1) Faktor Manusia (pengemudi)
Contoh : karena keterbatasan fisik pengemudi (terlalu tinggi, terlalu pendek, gemuk/gendut, kurus)
2) Faktor kerja dan kendaraan
Contoh : kondisi lingkungan kerja tidak sehat, jam kerja yang berlebih, kendaraan tidak laik jalan.
c. Penyebab Langsung
1) Tindakan yang membahayakan dari pengemudi (unsafe action)
Contoh : Salah atau terlambat memberikan isyarat, memeriksa kondisi kendaraan kurang teliti, memaksakan diri mengemudi saat kondisi fisik dan mental tidak mengijinkan, ngebut, bersenda gurau saat mengemudi, melakukan sesuatu kerja lain saat mengemudi, bertindak ceroboh.
2) Kondisi yang membahayakan (unsafe condition)
Contoh : ruangan kabin sempit, salah satu atau lebih komponen kendaraan tidak berfungsi sempurna (ban, rem, sistem kemudi, lampu-lampu dll), jalan licin dan berbatu-batu, cuaca berkabut.
2. Jenis-Jenis Kecelakaan
a. Kecelakaan yang Dapat Dicegah (Preventable Accident)
Contoh : kecelakaan karena pengemudi mengantuk, ban meletus, rem bolong, ditabrak dari belakang, kecelakaan karena cuaca berkabut.
b. Kecelakaan yang Tidak Dapat Dicegah (Unpreventable Accident)
Pada prinsipnya bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, jalan, lalu lintas, cahaya dan cuaca, adalah merupakan faktor-faktor yang dapat dicegah. Hanya faktor alam atau tepatnya bencana alam dan nasib yang tidak dapat ditentukan, nasib adalah faktor diluar kemampuan manusia. Contoh : kecelakaan karena tanah longsor, pohon tumbang, angin, gempa bumi.
3. Enam Kondisi Sewaktu Mengemudi
a. Kondisi Pengemudi
Mengemudi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pikiran yang sehat dan pertimbangan yang baik. Kebingungan sebentar saja dapat membawa celaka atau kena tilang. Kondisi yang paling baik menuntut perhatian penuh anda. Kondisi tersebut antara lain adalah :
1) Jika anda terlalu capek mengemudi, mintalah bantuan orang lain untuk mengganti sebentar. Jika terpaksa harus mengemudi, carilah tempat yang aman dan berhentilah untuk beberapa saat.
2) Jika anda sedang mengemudi jarak jauh, berhentilah untuk beristirahat dan menghilangkan ketegangan pada waktu-waktu tertentu.
3) Jika anda dalam keadaan marah atau bingung, dinginkan marah atau hilangkan bingung tersebut sebelum mengemudi.
4) Jika mendapatkan resep obat, tanyakan pada dokter tentang efek obat tersebut terhadap kemampuan anda mengemudi.
5) Jika melakukan pemeriksaan kesehatan berkala jangan lupa untuk memeriksakan mata dan telinga anda.
6)
Merasa senang yang berlebihan waktu mengemudi sama berbahayanya dengan mengemudi waktu perasaan tidak enak. Oleh karena itu jika anda merasa kurang enak, mengemudilah dengan lebih hati-hati atau minta pertolongan orang lain mengemudikan kendaraan. Dengan cara ini semuanya akan selamat.
b. Kondisi Kendaraan
Bila anda berpikir tentang betapa kendaraan tersebut sangat bernilai bagi keselamatan dan kenyamanan anda, maka sekarang pikirkanlah mengenai kondisi kebersihannya dan cara anda merawatnya. Beberapa bagian kendaraan yang memerlukan perhatian anda antara lain adalah :
1) Tekanan angin, ban, ragi ban, ban cadangan.
2) Lampu besar : bersih dan lurus.
3) Lampu belakang
4) Lampu bahaya
5) Lampu sein
6) Klakson
7) Kebersihan kaca depan
8) Penghapus kaca/wiper
9) Sabuk : tali kipas, power steering, safety belt.
10) Saringan : oli, udara
11) Knalpot
12) Speedmeter.
13) Batas isi minyak rem, oli, power steering, aki, radiator
14) Lain-lain : kursi pengaman anak-anak.
c. Kondisi Jalan
1) Perhatikan bentuk jalan
Apakah jalan tersebut lurus, tanjakan, turunan, datar ?
2) Perhatikan permukaan jalan
a) Apakah jalan semen, aspal, pasir, lumpur, atau kerikil ?
b) Apakah jalan tersebut kering, basah atau licin ?
c) Apakah jalan tersebut rata atau bergelombang ?
d) Apakah jalur-jalur dan pinggiran jalan jelas kelihatan ?
3) Perhatian Bahu Jalan
Apakah aman untuk dilewati dalam keadaan darurat ?
d. Kondisi Lalu Lintas
Lalu lintas mungkin padat atau mungkin sepi. Pagi, siang, dan sore, merupakan jam-jam sibuk, sehingga lalu lintas sangat padat sekali. Oleh karena itu dengan mengetahui titik-titik kemacetan/kepadatan lalu lintas dan jam-jam kemacetan/kepadatan lalu lintas, anda akan bisa memperkirakan waktu perjalanan yang akan anda tempuh. Anda akan berusaha mencari jalan-jalan alternatif atau anda akan mempercepat/menunda perjalanan anda, agar waktu anda tidak terbuang percuma.
Arus lalu lintas mungkin cepat atau lambat. Mengemudilah sesuai kecepatan arus lalu lintas. Jika anda mengemudi lebih lambat maka tetaplah berada di jalur sebelah kiri. Ketahuilah bahwa anda juga harus memperlakukan pejalan kaki, pengendara sepeda, pengendara sepeda motor, sama sopannya dengan kendaraan bermotor lainnya. Sehingga bila anda melihat pejalan kaki atau pengendara sepeda motor menyeberangi jalan raya (padahal tindakan tersebut tidak dibenarkan) maka anda tetap harus bersabar dan mengalah terhadap mereka. Ingat pengemudi defensif akan selalu berusaha menghindari kecelakaan, baik itu karena kesalahan sendiri atau kesalahan orang lain.
e. Kondisi Cahaya
Intensitas cahaya mempengaruhi kemampuan anda untuk melihat dan mempengaruhi pengemudi lain melihat anda. Dimalam hari, pupil mata anda terbuka lebar agar cahaya dapat masuk sebanyak mungkin. Penglihatan akan gelap jika ada cahaya lampu kendaraan dari depan, dan pupil mata anda akan kembali seperti semula dalam tempo 4 – 7 detik. Ini berarti dalam kecepatan 80 km jam, kendaraan anda akan berjalan sejauh ± 320 meter dalam keadaan “gelap”. Jadi bila anda melihat kendaraan di depan dengan lampu besar, maka yang harus anda lakukan adalah :
1) Jalan pelan-pelan, perbesar jarak miring.
2) Kedipkan lampu anda sebagai isyarat kepada pengemudi kendaraan yang datang dari depan agar merubah arah lampunya.
3) Perhatikan bagian kiri jalan sampai ke batas pinggir jalan.
Di malam hari, mengemudi terlalu cepat membuat pengemudi sulit melihat suatu bahaya dan bertindak waktunya, peristiwa ini disebut “over driving your headlights”.
f. Kondisi Cuaca
Cuaca dapat mempengaruhi anda melihat dan dilihat. Hujan dan kabut dapat mengurangi kemampuan anda melihat pinggir jalan, garis tengah, dan rambu-rambu lalu lintas. Hal ini juga dapat membantu jalan licin dan mengurangi kemampuan kendaraan untuk berhenti, start, dan membelok. Bila gerimis atau hujan baru membasahi jalan, jalan akan menjadi lebih licin dan berbahaya, karena air akan melarutkan kotoran, debu dan minyak, yang ada di jalan.
Bila cuaca hujan anda juga bisa mengalami suatu peristiwa yang disebut dengan hydroplaning atau aquaplaning. Hydroplaning adalah suatu kondisi mengemudi di atas lapisan air yang tipis, sehingga tidak menyentuh jalan. Hydroplaning terjadi karena salah satu atau kombinasi tiga faktor berikut ini :
1) Kecepatan terlalu tinggi
2) Jalan licin atau terlalu banyak air
3) Ban gundul
Sedangkan kabut adalah uap air dan memantulkan cahaya. Sehingga kalau anda memakai lampu jauh, cahayanya langsung ke kabut dan memantulkan kembali cahaya tersebut. Akibatnya akan mengurangi kemampuan mata untuk melihat siapa dan apa di depan anda. Oleh karena itu anda mengemudi di tempat yang berkabut lakukanlah :
1) Kurangi kecepatan
2) Gunakan lampu kabut yang terangnya mengarah kebawah, atau anda dapat menggunakan lampu hazard.
4. Posisi Sewaktu Mengemudi
Kemampuan seorang pengemudi defensif juga ditentukan oleh pengetahuannya terhadap bahaya-bahaya potensial di segala posisi waktu mengemudi dan tahu apa yang harus dilakukan untuk bertindak tepat pada waktunya guna mengatasi bahaya tersebut. Posisi waktu mengemudi tersebut yaitu :
a. Kendaraan Di depan Anda
Gunakan aturan 2 detik yaitu “SERIBU DAN SATU, SERIBU DAN DUA” atau “ONE THOUSAND AND ONE, ONE THOUSAND AND TWO”. Caranya adalah sebagai berikut : “Bila kendaraan di depan anda melewati sebuah tanda seperti : jembatan, tiang lampu, atau sebuah garis di jalan, maka mulailah menghitung dari belakang kendaraannya SERIBU DAN SATU, SERIBU DAN DUA. Jika anda mencapai tanda tersebut sebelum habis menghitung berarti anda jarak anda terlalu dekat. Jika anda selesai menghitung tepat berada di belakang tanda, maka jarak anda dengan kendaraan di depan sudah benar. Oleh karena itu latih terus menerus aturan jarak iring 2 detik ini sampai menjadi suatu kebiasaan. Dengan aturan 2 detik ini anda akan mempunyai jarak yang aman untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap kendaraan di depan anda.
b. Kendaraan di Belakang Anda
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan bila ada kendaraan di belakang anda :
1) Beri kemudahan kepada kendaraan di belakang anda agar dapat menyesuaikan kecepatannya dengan kendaraan anda. Gunakan lampu petunjuk arah dan lampu rem agar pengemudi lain mengerti.
2) Kurangi kecepatan dan berhenti pelan-pelan dengan menggunakan aturan jarak iring 2 detik terhadap kendaraan di depan.
3)
|
Catatan : Aturan jarak iring 2 dan 4 detik dilakukan bila kondisi pengemudi, kendaraan, jalan, lalu lintas, cahaya dan cuaca, dalam keadaan normal.
c. Mendahului atau Didahului
Sebelum anda mendahului, tanyalah pada diri sendiri “PERLUKAH SAYA MENDAHULUI”, jika perlu maka lakukanlah hal-hal berikut :
1) Tetap berada di belakang dengan aturan 2 detik.
a) Perhatikan kedepan. Apakah ada kendaraan yang datang dari arah depan ? Jika ada jangan mendahului !
b) Perhatikan kendaraan di belakang dan tempat-tempat yang tidak kelihatan.
c) Beri tanda ke kanan.
2) Bergerak kekanan
a) Tambah kecepatan
b) Beri tanda isyarat lampu dan bunyikan klakson kepada kendaraan yang anda dahului.
c) Beri tanda kekiri dan tetap waspada terhadap tempat-tempat yang tidak kelihatan.
3) Bergerak ke kiri
a) Matikan lampu penunjuk arah
b) Kembali ke kecepatan yang aman.
Bila anda didahului kendaraan lain, bantulah pengemudinya agar dapat mendahului dengan segera. Perhatikan kendaraan yang datang dari arah depan dan kurangi kecepatan. Jika pengemudi tersebut memerlukan tempat untuk dapat berada di depan anda, kurangi kecepatan. Dengan cara ini keduanya akan aman dan selamat.
d. Kendaraan Yang Datang Dari Depan
Lakukanlah hal-hal sebagai berikut :
1) Baca situasi jalan
2) Kurangi kecepatan anda
3) Arahkan kendaraan kekiri
4) Arahkan kendaraan keluar jalan
Jika anda terpaksa harus lari keluar jalan maka carilah :
1) Tempat yang lunak, seperti : ilalang, semak belukar, pagar hidup
2) Benda tetap seperti pohon-pohon yang relatif kecil, mobil parkir, atau rambu-rambu.
3) Bergerak menurut arah anda walaupun ini berarti menabrak kendaraan yang searah.
4) Lihat ! Jika anda harus menabrak benda tetap atau tidak ada pilihan lain dan harus menabrak kendaraan yang datang dari depan, maka menyerempet adalah pilihan yang baik dibandingkan dengan tabrakan total.
e. Mengemudi di Persimpangan
Kemampuan mengemudi anda akan diuji pada waktu anda berada di persimpangan. Ini termasuk 5 posisi mengemudi sekaligus. Oleh karena itu bersiaplah untuk mengalah. Kadang-kadang mengalah berarti pelan, berhenti, untuk menolong pengemudi lain dengan memberikan hak anda.
f. Mundur
JANGAN MUNDUR – JANGAN MUNDUR – JANGAN MUNDUR, MUNDUR HANYA BILA BENAR-BENAR PERLU.
Gerakan mundur merupakan situasi yang berbahaya. Oleh karena itu mundur hanya dilakukan bila dalam keadaan terpaksa, sehingga jangan mundur bila tidak benar-benar perlu. Perhitungkan adanya “Blind Spots” pada waktu anda mundur. Blind Spots adalah daerah sekeliling kendaraan yang tidak terjangkau penglihatan melalui kaca spion. Timbulnya blind spots adalah merupakan akibat dari keterbatasan kaca spion. Untuk memperkecil daerah blind spots usahakan sesering mungkin (sekali dalam 5 – 10 detik) melihat kaca spion (kiri, kanan atau dalam kabin) dengan cara kerlingan mata.
1) Perhatikan ke belakang dengan jelas (langsung lihat dengan memutar kepala).
2) Bunyikan klakson sebelum mundur
3) Segera mundur (jangan percaya bahwa situasi yang dilihat tadi akan tetap sama).
4) Mundur secara perlahan
5) Ketika mundur selalu perhatikan kaca spion (langsung lihat pada area yang tidak terlihat dari kaca spion)
6) Mundur secukupnya
7) Mundur ke arah yang terlihat jelas dari sudut ruang kemudi
8) Gunakan pemberi aba-aba
9) Jika anda parkir, usahakan dapat langsung bergerak maju bila berangkat.
g. Stop dan Parkir
Perhatikan terlebih dahulu rambu-rambu lalu lintas larangan “stop dan parkir” bila anda akan berhenti atau parkir. Lakukanlah stop atau parkir pada tempat yang aman dan tidak mengganggu. Setelah stop atau parkir dilaksanakan, gunakan rem tangan dan masukkan gigi sesuai dengan kemiringan tempat parkir. Sedangkan jarak parkir yang aman adalah :
1) ± selebar daun pintu kendaraan tambah satu jengkel, untuk parkir berdampingan (diagonal maupun vertikal)
2) ± ¼ dari panjang kendaraan, untuk parkir paralel.
h. Belok Putar (U-Turn)
Bila anda akan melakukan belok putar maka lakukanlah dan perhatikan hal-hal berikut ini :
1) Kontrol kecepatan dan perhatikan rambu-rambu lalu lintas.
2) Lihat kendaraan lain di sekitar anda (depan, belakang, samping kiri, dan pada jalan yang akan dimasuki).
3) Kendaraan yang didepan mempunyai “hak jalan duluan” sedang yang di belakang seharusnya menunggu.
4) Beri tanda lampu sein untuk memutar.
5) Bila keadaan aman atau mengijinkan, baru laksanakan belok putar.
i. Mengemudi di Tikungan
Bahaya mengemudi di tikungan adalah kendaraan akan terdorong pada salah satu sisi akibat
1) Kurangi kecepatan
2) Tetaplah pada jalur anda. Untuk mengurangi keolengan maka anda dapat sedikit ke pinggir atau ketengah pada waktu menikung, dengan catatan kendaraan anda jangan sampai melewati marka jalan.
3) Beri tanda isyarat kepada kendaraan dari arah depan. Isyarat klakson untuk siang hari dan isyarat lampu untuk malam hari.
j. Mengemudi di Tanjakan
Sesuaikan gigi dengan keadaan tanjakan untuk mendapatkan tenaga engine, karena tanjakan akan mengurangi daya engine. Dalam melakukan perubahan gigi harus selembut dan sesegera mungkin, karena bila terlambat akan memungkinkan kendaraan terhenti atau mundur, jika hal ini terjadi, biasanya pengemudi cenderung menekan pedal gaya yang mengakibatkan engine knocking (mengelitik), yang akan mengakibatkan semakin menurunnya kemampuan engine.
Selain itu pada waktu mengemudi ditanjakan anda harus waspada terhadap kemungkinan kendaraan yang datang dari arah depan atau di balik puncak tanjakan, karena pandangan anda akan terbatas.
k. Mengemudi di Turunan
Jalanan yang menurun akan mengakibatkan kendaraan cenderung meluncur, yang mungkin saja akan melebihi kemampuan engine. Bila hal ini dibiarkan maka pengontrolan akan menjadi sulit. Untuk menanggulangi kejadian tersebut maka lakukanlah dengan jalan :
1) Mengangkat kaki dari pedal gas.
2) Menginjak rem
3) Menempatkan posisi transmisi sesuai tingkat turunan
5. Berlatih Waspada
Berlatih waspada berarti anda harus melatih kebiasaan mata melihat untuk mendapatkan rongga keselamatan mengemudi. Bila gangguan tersebut ada pada seorang pengemudi, maka akan terjadi konflik yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau hampir kecelakaan. Penyebabnya adalah karena pengemudi tidak dapat mempergunakan daya penglihatannya dengan baik. Kebiasaan yang salah dalam melihat adalah unsur yang sering kali menyebabkan pengemudi terlambat dalam mengantisipasi setiap konflik.
Untuk meningkatkan cara melihat yang benar dalam mengemudi adalah dengan “berlatih waspada” yaitu dengan metode 5 pokok cara melihat. Metode ini merupakan suatu kesatuan yang saling mendukung dan harus dilatih secara terus menerus, rutin, sehingga akan menjadi kebiasaan yang melekat.
a. Metode pertama ARAHKAN PANDANGAN JAUH KE DEPAN
Dengan mengarahkan pandangan ke depan sejauh mata melihat, bertujuan agar :
1) Mengetahui sasaran yang akan dicapai
2) Merencanakan setiap tindakan
3) Menempatkan posisi pada jalur yang tepat
4) Mengurangi stress.
b. Metode kedua DAPATKAN PANDANGAN LUAS
Hilangkan semua rintangan yang dapat membatasi pandangan. Tujuan dari metode ini yaitu :
1) Mengetahui seluruh gambaran yang ada di depan (obyek diam atau bergerak)
2) Dapat memperkirakan setiap konflik yang kemungkinan timbul
3) Dapat melakukan setiap gerakan dengan tenang.
c. Metode ketiga ARAH PENGLIHATAN SELALU BERPINDAH-PINDAH
Metode ini dapat dilaksanakan antara lain dengan cara : melihat spion setiap 5/8 detik, melihat kanan – kiri – kanan paling sedikit setiap 2 detik, dan perpindahan mata paling sedikit setiap 2 detik. Hal tersebut bertujuan :
1) Dapat memastikan tindakan orang lain dengan jelas.
2) Dapat memastikan posisi yang aman.
d. Metode keempat PERHATIKAN SELALU JALAN KELUAR
“Selalu berpikiran, bagaimana kalau ….? Oleh karena itu selalu sediakan rongga yang selamat untuk kendaraan anda, yaitu pada tempat parkir, saat kemacetan lalu lintas, waktu mundur, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar :
1) Agar tidak terperangkap di daerah konflik.
2) Memudahkan keluar dari suatu rintangan
e. Metode kelima PASTIKAN ORANG LAIN MELIHAT ANDA
Metode dapat dilaksanakan antara lain dengan jalan : berkomunikasi yang bersahabat dengan orang lain, dapatkan feedback kontak mata atau gerakan badan, tempatkan kendaraan agar anda terlihat jelas, dan tunjukkan gerakan anda dengan jelas. Semua ini bertujuan agar :
1) Menghindari agar orang lain tidak bertindak tiba-tiba
2) Menghindari agar orang lain tidak menabrak anda.
6. Formula Standar Pencegahan Kecelakaan
b. THINK, berpikir untuk mengetahui cara mencegahnya
c. DO, bertindak tepat pada waktunya untuk menghindari bahaya tersebut.
Ketiga unsur tersebut diatas merupakan pekerjaan utama dalam mengemudi. Jika anda dapat mempergunakan ketiga unsur tersebut dengan tepat dan benar maka anda dapat menghindari suatu kecelakaan.
7. Kriteria Pengemudi Defensif
Dengan memahami bahwa hakekat seorang pengemudi defensif adalah tidak mau kecelakaan serta kemampuan-kemampuan seorang pengemudi defensif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, maka seorang pengemudi defensif harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Tidak melanggar peraturan lalu lintas.
b. Sopan santun berlalu lintas
c. Mengemudi tanpa kecelakaan
d. Tidak merusak kendaraan
e. Dapat mengatur waktu.
Siiiip lahh
BalasHapus